Oma..
Terima kasih atas kebaikan-kebaikan oma selama ini..
Dari rahim oma, lahirlah mama.. ibu kandungku.. dan seluruh kakak2nya, yang kini telah beranak cucu..
Tak kan kulupa hari itu.
Malam sebelum kau pergi meninggalkan kami, ketika ku datang menjenguk karena keadaanmu yang semakin lemah, kau bertanya "Sudah berapa bulan (hamilnya)?"
ku jawab, "dua bulan oma"
Oma tersenyum, dan berpesan.. "Ati-ati ya nak.. dijaga bener.. jangan naik turun, dijaga.." katanya dengan napas yang terengal-engal karena paru-parunya kian sesak.
"Iya oma.." jawabku sambil memegang tangan oma.
Oma sejatinya sudah pikun. Makanya aku sangat terharu, saat oma melihatku, oma ingat kalau aku sedang hamil.. beberapa saat berselang mamaku datang, dan berkata pada oma, "Bella lagi hamil oma..."
ia pun menjawab, "Iya.. dua bulan.." sambil menunjukkan tangannya yang menunjuk angka dua"
Malam itu, anak2 dan cucunya banyak yang berkumpul.. mengaji di depan oma..
Mendoakan oma.. agar oma diberi yang terbaik..
Malamnya aku pulang bersama suamiku.
Esok paginya, aku ditelepon abangku..
"Bel.. innalillahiwainnailaihi rajiun.. oma udah nggak ada"
Seketika badanku lemas. Baru saja semalam aku ngobrol dengan oma, paginya tanggal 19 Januari 2014, oma telah tiada, kembali ke Pencipta-Nya.
Saat itu aku dan suamiku sedang berada di bengkel, sedang servis motor. Setelah selesai motor diservis, kami pun langsung berangkat menuju rumah oma.. Sampai di sana, orang-orang sudah ramai berkumpul. Saat itu oma sedang dimandikan. Aku pun masuk untuk melihat.
Aku sudah tak bisa berair mata lagi. Dalam hatiku, aku ikhlas, karena pasti ini memang sudah waktunya.. Oma sudah sangat tua, hampir menginjak 89 tahun. Sudah sulit berjalan dan beraktivitas. Sekarang ia telah tenang di sana..
Satu hal yang membuatku kian lega.. Oma sudah sempat menyaksikan pernikahanku tanggal 3 November 2013 kemarin
Omaku itu yang sedang duduk di kursi roda. Dalam keadaan tubuh yang lemah ia masih berktekad menyaksikan pernikahanku.
dan sebelum ia pergi, ia telah mengetahui bahwa aku tengah mengandung. Walau tak sempat meliat cicitnya yang keduapuluh sekian, aku sudah cukup lega. Oma sudah mengetahuinya.
Dua minggu setelah hari pernikahanku, aku datang bersama suamiku ke rumah oma. Rupanya oma - yang sebenarnya sudah pikun- masih ingat, menyambutku dengan berkata.. "Eh... Penganten....."
Aku terharu saat itu. Aku datang membawa album foto pernikahan kami. Oma sempat bolak-balik melihat, dengan kacamatanya yang sudah tinggal sebelah karena pecah. Oma tampak antusias melihatnya.
Oma.. kini Oma sudah dipanggil Allah..
Setiap orang akan mendapat giliran, termasuk aku..
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa Oma.. memberikan Oma tempat terbaik di sisi-Nya..
dan semoga kelak kita dipertemukan kembali di Jannah-Nya..
Aamiin..
Selamat Jalan Oma...
Kami yang menyayangimu,
Bella, Sahlan, dan Jagoan kecil kesayangan kami di perutku :)