Selasa, 03 April 2012

Hey Anda! Ya, Anda yang mencela Hujan.

Hey Anda! Ya, Anda yang mencela Hujan.


Hari ini hujan begitu deras mengguyur bumi. Bahkan di beberapa tempat mulai tergenang banjir.
Hmm.. Adalah sangat miris rasanya membaca tweet atau status orang yang mencaci maki hujan. Kenapa sih emangnya? apa yang salah dengan hujan??
Hey anda, ya anda yang katanya calon sarjana. Pernah mikir nggak kalau ada yang begitu bahagia menyambut datangnya hujan, karena mata pencahariannya bergantung pada hujan? Yak! Salah satunya tukang ojek payung. Biasanya mereka anak-anak kecil dan remaja. Mereka yang belum diwajibkan untuk mencari nafkah, sengaja keluar saat hujan deras tiba demi sesuap dua suap nasi. . Nggak peduli sekujur tubuh basah, masuk angin, kaki tangan mengkerut, belum makan dari pagi, dan lain-lain.. Yang penting mereka bisa dapet uang ketika hujan. Yang biasanya juga cuma sebentar. Belum harus rebutan pelanggan sama temen-temennya. Masya Allah.
Hey anda, ya anda yang lagi sibuk ngupdate status pakai BB untuk maki-maki hujan. Apa anda berpikir, nanti malam anda bisa makan atau tidak? Saya pikir tidak. Karena anda sudah merasa secured untuk kebutuhan primer. Jadi anda sibuk mencari-cari apa yang bisa anda kesalkan. Apa ya? Panca indera semua lengkap. Rumah ada. Bapak ibu ada. Uang dikasih tiap bulan sama orang tua. Muka cantik dan ganteng. Otak (katanya) pinter. Apa lagi ya? Dan saat hujan tiba, anda baru menemukan yang bisa anda keluhkan. Yaa! Anda kehujanan dan baju anda basah, bonusnya pilek-pilek dikit. Tapi anda seperti orang paling menderita di jagad raya. (Maaf saya lebay, saya mencoba mengimbangi anda :) )
Hey anda, ya anda yang mulai kesal karena merasa tersindir dengan tulisan ini. Saya memang tidak punya hak apa-apa atas segala tweet atau status yang anda buat. “TWITTER TWITTER KU, KAREP-KAREP KU! MASALAH BUAT LO?” mungkin begitu yang anda katakan sambil meniru gaya Soimah. Hihi. Saya cuma mengingatkan, (yang berikut ini saya kutip dari http://hmasoed.wordpress.com/2009/01/15/hujan-adalah-rahmat-allah-jangan-dicela-datangnya-terimalah-dengan-penuh-syukur-dan-sabar-persiapkan-diri-menerima-rahmat-allah-h-u-j-a-n/ karena ilmu saya belum mencukupi) sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.’ “ (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan hasan shohih)
Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu), angin dan makhluk lain yang tidak dapat berbuat apa-apa, termasuk juga hujan adalah terlarang. Larangan ini bisa termasuk syirik akbar (syirik yang mengeluarkan seseorang dari Islam) jika diyakini makhluk tersebut sebagai pelaku dari sesuatu yang jelek yang terjadi. Meyakini demikian berarti meyakini bahwa makhluk tersebut yang menjadikan baik dan buruk dan ini sama saja dengan menyatakan ada pencipta selain Allah. Namun, jika diyakini yang menakdirkan adalah Allah sedangkan makhluk-makhluk tersebut bukan pelaku dan hanya sebagai sebab saja, maka seperti ini hukumnya haram, tidak sampai derajat syirik. Dan apabila yang dimaksudkan cuma sekedar pemberitaan, -seperti mengatakan, ‘Hari ini hujan deras, sehingga kita tidak bisa berangkat ke masjid untuk shalat’-, tanpa ada tujuan mencela sama sekali maka seperti ini tidaklah mengapa. (Lihat Mutiara Faedah Kitab Tauhid, 227-231)
Nah loh! Yang tadinya cuma pengen eksis di twitter, dengan mencaci maki hujan, malah terancam syirik. Objek yang anda caci itu ciptaan Allah. Dengan segala kesempurnaan-Nya, Allah tak pernah salah dalam penciptaan-Nya.
Hey anda,Mister dan Miss Twitter, hujan adalah rahmat Allah. Hujan adalah karunia Allah yang harusnya DISYUKURI. Hati-hati terpeleset pada kekufuran saudara-saudari.
Sehubungan dengan mengkufuri nikmat, Allah Swt berfirman di dalam surat an-Nahl ayat 112 dan 113 sebagai berikut:
وَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً قَرْيَةً كانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتيها رِزْقُها رَغَداً مِنْ كُلِّ مَكانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللهِ فَأَذاقَهَا اللهُ لِباسَ الْجُوعِ وَ الْخَوْفِ بِما كانُوا يَصْنَعُونَ. وَ لَقَدْ جاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذابُ وَ هُمْ ظالِمُونَ.

Artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah. Karena itulah Allah mengenakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Karena itu, mereka dimusnahkan oleh azab Ilahi dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.

Hey anda, ya anda yang (mudah-mudahan) mulai sadar dengan apa yang telah anda ucapkan. Mari beristighfar. Saya pun manusia yang tak lepas dari kesalahan. Saya memaklumi hal tersebut sebagai sebuah kekhilafan, dan mungkin kurangnya ilmu. Wajar, manusiawi. Yang tidak manusiawi adalah jika anda mengulanginya. “Astaghfirullahaladzim.”
Hey anda, saya tawarkan hal yang lebih menarik dilakukan daripada berkeluh kesah saat hujan. Yuk, berdoa. Karena saat hujan, rahmat Allah sedang turun ke muka bumi. Karena salah satu waktu diijabahnya doa adalah pada saat hujan. Jadi,daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, dan setidaknya menggugurkan kewajiban saya untuk mengingatkan sesama muslim. Wallahu’alambishowab. Kurang lebihnya mohon dimaafkan. Mudah-mudahan kita bukan termasuk orang yang suka mencela hujan.
Nah, sekian tulisan saya yang kini berjudul “Hey Anda, Ya Anda yang (tidak akan lagi) mencela hujan. (Amin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar